PENDAULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Masyarakat Eropa dan Barat memandang
ari-ari/plasenta tidak ubahnya seperti sampah. Hal ini ditunjukkan dengan tidak
adanya perlakuan khusus terhadap ari-ari ketika proses kelahiran. Plasenta
serta merta dibuang bersama dengan sampah-sampah yang lainnya setelah proses
kelahiran selesai. Akibatnya, kemungkinan plasenta dimakan anjing maupun
binatang pemangsa lainnya sangat besar sekali terjadi. Lain halnya dengan
masyarakat Indonesia, yang pada umumnya memposisikan ari-ari bayi (plasenta)
sebagai “saudara” dari bayi yang dilahirkan.
Hal ini tercermin pada kebiasaan kelompok- kelompok
masyarakat di Indonesia yang memperlakukan ari-ari dengan cara yang sangat khas
dan penuh dengan makna. Munculnya anggapan tersebut berdasarkan realita bahwa
setiap proses kelahiran akan selalu diiringi dengan ari-ari. Terlebih lagi
selama masa kehamilan ari-ari selalu mendampingi dan berfungsi sebagai alat
respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi
danpengeluaran dari tubuh bayi.
Anggapan masyarakat Indonesia tersebut kemudian
menyebabkan munculnya berbagai kebiasaan dalam memperlakukan ari-ari (plasenta)
yang memiliki variasi antara satu tempat dengan tempat lainnya (masyarakat satu
dengan yang lain). Akan tetapi walaupun terdapat perbedaan perlakuan pada
masing-masing masyarakat Indonesia, namun ada semacam kesepahaman bahwa ari-ari
sebenarnya bukan barang yang tidak berguna (sampah).
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasaran penjelasan di atas maka makalah ini akan
mengangkat permasalahan :
1. Bagaimana proses penguburan ari-ari menurut adat
jawa?
2. Bagaimana penguburan ari-ari dalam pandangan islam?
3. Apa dampak sosial atas percampuran budaya?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Penguburan ari-ari
menurut adat jawa
Dalam masyarakat jawa plasenta sering disebut
dengan ari-ari atau embing-embing. Pada umumnya masyarakat sering menggunakan
istilah ari-ari. Istilah tersebut dirasa lebih mulia dari pada istilah lain,
dan sedangkan istilah embing-embing sering digunakan untuk istilah plasenta
dari binatang. Ari-ari dipercaya merupakan saudara muda dari bayi yang dilahirkan.
Hal ini disebabkan kelahiran bayi selalu diikuti dengan keluarnya
ari-ari.selain memiliki adik ari-ari bayi juga memiliki kakak yakni kawah.
Menanam ari-ari merupakan upacara tradisional,
setelah merawat bayi maupun ibunya, pekerjaan selanjutnya adalah merawat
ari-ari. Menanam ari-ari juga memiliki cara khusus yaitu : mula-mula ari-ari
dicuci sampai bersih, kemudian dimasukkan kedalam piring dari tanah liat
(layah), yang diberi alas daun waru. Di atas tembuni itu diberi beberapa
saji-sajian yang terdiri dari kembang boreh, kemenyan, garam, bawang merah,
bawang putih, gula dan kelapa sedikit, jarur, banang, pensil, kertas
bertuliskan huruf latin, arab. Saji-sajian tersebut ada maksudnya, jarum supaya
anak itu berotak cerdas, benang supaya panjang umurnya, pensil supaya pandai,
huruf arab supaya menjadi anak soleh. Disamping itu juga dilengkapi dengan
beras, uang logam, bahkan ada kalanya welat dan kunyit untuk memotong tali
pusat. Setelah itu periuk yang berisi tembuni dan bermacam-macam sarana itu ditutup,
bisanya dengan tutup yang terbuat dari tanah liat yang disebut “layah” dan
setersnya ari-ari itu ditanam.
Untuk menanam tembuni (ari-ari) itu
biasanya dilakukan oleh ayah si bayi, tetapi apabila ayah si bayi itu
berhalangan maka sebagai gantinya dapat dilakukan orang lain tetapi harus orang
laki-laki. Pada waktu si ayah menanam tembuni harus berpakaian rapi. Ada
sementara orang jika anaknya laki-laki harus memakai pakaian sebagaimana yang
dikenakan oleh orang laki-laki. Mengenai tempat penguburan ari-ari, untuk bayi
laki-laki ditempatkan di sebelah kanan pintu rumah. Sedangkan bayi perempuan
ditempatkan di sebelah kiri pintu rumah. Bahkan masyarakat jawa juga mempunyai
kepercayaan bahwa kedalaman tanah dalam penguburan ari-ari juga perlu diperhatikan,
karena msyarakat jawa yakin jika lubang penguburan teralu dalam akan
menyebabkan pertumbuhan gig bayi menjadi lambat. Kemudian, masyarakat jawa
percaya, khususnya di daerah Nganjuk, bahwa benjolan pada ari-ari menentukan
akan adanya keturunan setelah abyi tersebut lahir, apabila pada ari-ari bayi
terdapat 3 benjolan, maka diyakini setelah kelahiran bayi tersebut akan lahir 3
anak lagi.
Apabila ari-ari bayi yang baru lahir
tidak segera dikubur, maka bayi yang baru lahir tersebut akan terus menerus
diganggu oleh makhluk halus, dan bayi tersebut akan menagis sepanjang malam,
sampai ari-ari bayi itu dikubur sesuai dengan adat daerah. Selain itu, apabila
ari-ari dimakan oleh hewan pemakan daging, masyarakat jawa memiliki ritual
penangkal bahaya yaitu membuat “Jenang Sengkolo” yang dalam artian
bahasa jawa diartikan sebagai “penagkal bahaya”.
2. Penguburan ari-ari menurut Islam
Bagi masyarakat Nusantara, Islam tidak lagi
dipandang sebagai ajaran asing yang harus difahami sebagaimana mula asalnya.
Islam telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan keseharian,
mulai dari cara berpikir, bertindak dan juga bereaksi. Menanam ari-ari
(masyimah) itu hukumnya sunah. Adapun menyalakan lilin dan menaburkan
bunga-bunga di atasnya itu hukumnya haram karena dianggap sebagai tindakan
membuang-buang harta (tabdzir) yang tak ada manfaatnya.
Terdapat hadis-hadis dari Aisyah,
bahwa beliau mengatakan :
كان يأمر بدفن سبعة أشياء من الإنسان الشعر
والظفر والدم والحيضة والسن والعلقة والمشيمة
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan untuk mengubur tujuh hal potongan badan manusia; rambut, kuku,
darah, haid, gigi, gumpalan darah, dan ari-ari.”
Hadis ini
disebutkan dalam Kanzul Ummal no. 18320 dan As-Suyuthi dalam Al-Jami As-Shagir
dari Al-Hakim, dari Aisyah.
Sebagian ulama menganjurkan agar
ari-ari pasca melahirkan dikubur sebagai bentuk memuliakan Bani Adam. Karena
bagian dari memuliakan manusia adalah mengubur bagian tubuh yang terlepas,
salah satunya ari-ari. Disamping itu, tindakan semacam ini akan lebih menjaga
kebersihan dan tidak mengganggu lingkungan.
As Suyuthi
mengatakan, “Beliau menyuruh untuk mengubur rambut, kuku, darah, dan ari-ari,
karena semua benda ini adalah bagian dari tubuh manusia, sehingga benda ini
dimuliakan sebagaimana keseluruhan badan manusia dimuliakan.” (As-Syamail
As-Syarifah, Hal. 271)
Sedangakn pelarangan bertindak boros
(tabdzir) Al-bajuri dalam Hasyiyatul Bajuri berkata :
(المُبَذِّرُ
لِمَالِهِ) أَيْ بِصَرْفِهِ فِيْ غَيْرِ مَصَارِفِهِ (قَوْلُهُ فِيْ غَيْرِ
مَصَارِفِهِ) وَهُوَ كُلُّ مَا لاَ يَعُوْدُ نَفْعُهُ إِلَيْهِ لاَ عَاجِلاً وَلاَ
آجِلاً فَيَشْمَلُ الوُجُوْهَ المُحَرَّمَةَ وَالمَكْرُوْهَةَ.
“(Orang yang
berbuat tabdzir kepada hartanya) ialah yang menggunakannya di luar
kewajarannya. (Yang dimaksud: di luar kewajarannya) ialah segala sesuatu yang
tidak berguna baginya, baik sekarang (di dunia) maupun kelak (di akhirat),
meliputi segala hal yang haram dan yang makruh”.
Jika kita menimbang keterangan di
atas, kita sangat yakin tidak ada hubungan sama sekali antara lampu yang dinyalakan
di atas ‘makam’ ari-ari dengan jalan terang yang akan diperoleh si anak ketika
hidupnya. Demikian pula kita sangat yakin tidak ada hubungan antara mengubur
pensil dengan kondisi bahwa bayi ini akan menjadi anak yang pintar menulis, dan
sebagainya. Semua itu hanyalah karangan, tahayul, dan khurafat yang
tidak berdasar dan tidak selayaknya dilakukan oleh seorang mukmin yang berakal.
3. Dampak perubahan
sosial
Dengan adanya
penjelasan diatas, hal-hal seperti itu dapat dibilang sebagai “Sinkretisme”, Sinkretisme adalah percampuran
unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga
membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran antara sistem religi
masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur ajaran
agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.
Kebudayaan lain
masuk ke Indonesia memang sudah tidak dapat dibendung lagi karena dampak dari
globalisasi dunia. Namun, hal ini tidak semudahnya masuk ke dalam masyarakat
tanpa ada filter karena tidak semua kebudayaan asing memiliki dampak positif
terhadap kehidupan masyarakat. Adapun dampak positif masuknya budaya asing
terhadap masyarakat diantaranya sebagai berikut:
·
Dapat
mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa-bangsa yang maju sehingga
mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
·
Adanya
kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita
sendiri ke luar negeri.
·
Terjadinya
akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
Selain dampak positif,
masuknya budaya lain juga dapat berdampak negatif terhadap masyarakat. Dampak
negatif masuknya budaya asing diantaranya:
· Adanya globalisasi bisa memungkinkan
hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dengan
kebudayaan dari luar, bisa juga karena memang tidak ada generasi penerus yang
melestarikan budaya tersebut.
· Menumbuhkan sifat dan sikap
individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal
bangsa indonesia dulu terkenal dgn gotong royong.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Indonesia memiliki
keanekaragaman suku dan budaya, salah satunya adalah budaya menguburkan ari-ari
menurut adat jawa, yaitu dengan memasukkan ari-ari bayi yang baru lahir kedalam
piring dari tanah liat atau orang jawa sering mnyebutnya dengan layah, dan
dengan diberi beberapa macam barang yang diyakini dapat memberi manfaat untuk
bayi pada kehidupannya kelak.
Tetapi, dalam
ajaran agama islam menyatakan bahwa mengubur ari-ari bayi yang baru lahir
merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap keturunan Nabi Adam, dan Islam pun
menganggap hal tersebut sebagai sunnah. Sedangkan, menyertakan berbagai
macam barang-barang berharga untuk dikubur bersama ari-ari bayi merupakan
tindakan yang boros.
3.2. Penutupan
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti,
dan lugas.Karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
SEMOGA BERMANFAAT......
BANTU SHARE GAN.....
THANKS......
No comments:
Post a Comment